Selasa, 26 April 2011

Rusa Dan Tanduk Barunya

Di sebuah hutan belantara hiduplah sekelompok Rusa yang sedang bermain dengan senangnya. Mereka becanda sambil menari-nari dan menyanyi. Ada yang berlari kesana-kemari ada juga yang meloncat-loncat dan mengoyang-goyangkan kepalanya, saking senangnya. Tapi di tengah kesenagan itu ada seekor rusa jantan yang tampaknya lagi bersedih.

“Nala, keliatannya kamu sedang bersedih, ada apa Nala apa yang membuatmu bersedih?” tanya Nana, saudaranya.
Nala hanya menggeleng. Tiba-tiba dia berbalik arah sambil menagis. Anak rusa itu masuk ke dalam hutan. Nana hanya menggeleng-geleng kan kepalanya.
“Ada apa dengan dia?” tanya Nana dalam hati.
Sementara itu Nala, anak rusa jantan itu semakin masuk ke dalam hutan. Sepanjang perjalanan ia hanya menagis menyesali hidupnya. Bertanduk sebelah membuatnya tidak percaya diri. Beberapa hari yang lalu ia becanda bersama teman-temannya rusa jantan, sambil beradu tanduk. Tanpa ia sadari tanduknya yang satu patah. Dan kini ia hanya memiliki satu tanduk saja.
Tiba-tiba di jalan ia bertemu dengan burung Gelatik. Ia bertanya “Hai kenapa tandukmu tinggal satu?”
Rusa dan Gelatik memang bersahabat. Gelatik sering membantu mencari kutu di tubuh rusa.
“Aku sangat sedih sahabatku. Waktu becanda bersama teman-teman kemaren, tiba-tiba tandukku patah satu!” katanya sambil bersedih.
“Padahal aku ingin seperti kakekku yang mempunyai tanduk yang gagah dan kuat! Biar bisa melindungi semua saudara-saudaraku!”
Usai berkata demikian iapun berjalan lagi. Sesampainya di dekat sebuah danau ia berkaca pada air danau itu. Ia merasa sangat sedih melihat tanduknya yang tinggal satu, ia merasa sudah tidak punya kekuatan lagi, dan merasa sudah tidak gagah lagi.
“Aku malu !” rintihnya lirih.
“Kamu kenapa bersedih, Rusa?” tanya burung Kolibri yang melintas di dekatnya.
Si rusa mendongak ke atas dan ia hanya menggeleng. Ia ngak mau bercerita tentang kesedihannya.
Tapi Kolibri adalah sahabatnya yang sangat perhatian. Ia tau tentang kesedihan temannya.
“Aku tahu kau sedang bersedih,” ujar Kolibri.
Rusa memandang ke arah temannya itu.
“Kau tak perlu sedih hanya karena tandukmu tanggal satu. Itu sering terjadi kok pada rusa remaja seperti sepertimu. Aku yakin besok tandukmu akan tumbuh lagi dan lebih kuat dan gagah!” kata Kolibri menghiburnya.
Mendengar perkataan Kolibri ini membuat Rusa berbunga-bunga. Dan ia pun langsung mengembangkan senyumnya yang manis.
“Benarkah? Dari mana kau tahu itu?
“Begini, kau tahu kalau tanduk itu seperti kuku. Apabila patah maka akan tumbuh lagi. Ia akan digantikan dengan yang baru yang lebih besar dan kuat!”
“Terima kasi atas penjelasannya,” ujar Rusa sambil tersenyum.
“Sama-sama. Nah sekarang kembalilah ke keluargamu. Aku yakin, mereka pasti lebih paham masalah ini. Mereka tak akan pernah mengejekmu!” kata Kolibri.
Dengan langkah mantap akhirnya Nala, Rusa jantan itu kembali ketemn-temannya. Sepanjang perjalanan ia selalu benyanyi-nyanyi. Beberapa selokan dilompatinya dengan gesit.
“Hei Nala, dari mana kau?” tanya Nana, saudaranya.
Nala menoleh sebentar lalu berjalan lagi sambil bersenandung riang. Sementara itu Nana hanya mengernyit.
“Sungguh aneh, tadi dia bersedih. Tapi sebentar kemudian dia sudah berubah. Ada ya?” tanya Nana dalam hati.
“Teman-teman bolehkah aku bermain dengan kalian?” tanya Nala pada teman-temannya yang masih asyik bermain.
“Kenapa tidak. Dengan tanduknya yang hanya sebelah itu kau tetap bisa bergoyang lebih indah,” ujar si Boggi.
Boggi adalah Rusa sang ketua orkes kendang di hutan itu. Gayanya asyik, tapi sayang suaranya memekakkan telinga. Tapi Boggi tidak pernah minder, itulah kelebihannya. Tuhan memeng memberi masing-masing hewan kelebihan dan kekurangan untuk saling melengkapi.
Mendengar gurauan si Boggi, Nala hanya tersenyum. Kita memang tidak boleh sedih karena kehilangan sesuatu. Sebab, mungkin setelah ini kita akan mendapatkan sesuatu yang baru, yang lebih baik. Dan Nala yakin akan hal itu.
“Hikmah yang kita bisa ambil dari dongeg ini adalah kalau kita kehilangan salah satu benda yang berharga milik kita, janganlah bersedih kita harus terima dengan lapang dada.
Dengan percaya diri kita bisa memandang hidup dengan lebih baik.”
Sumber :  http://balitasmart.com/dongeng-balita/rusa-dan-tanduk-barunya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar